Tugas Akhir
KAJIANESTETIS DAN SIMBOLIS RAGAM HIAS RUMAH LAMIN MANCONG DI PULAU KUMALA TENGGARONG KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
Rumah Lamin Mancong merupakan rumah adat Dayak Benuaq yang ada di Kalimantan Timur. Tugas Akhir Skripsi ini mengangkat tema atau judul tentang kajian estetis dan simbolis rumah Lamin Mancong yang ada di pulau Kumala, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Rumah Lamin Mancong yang ada di pulau Kumala ini sangat menarik untuk dikaji karena belum ada orang terdahulu yang meneliti, selain itu juga belum banyak orang yang mengerti makna simbolis dan nilai estetis yang terkandung pada rumah Lamin Mancong Tersebut. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui ragam hias, struktur, nilai estetis dan makna simbolis yang terkandung pada ragam hias yang ada di rumah Lamin Mancong. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengetahui populatif yang berkaitan dengan objek peneltian atau menetukan kasus yang akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan empat cara pengumpulan data yaitu metode observasi, metode studi pustaka, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Teori yang digunakan terdapat tiga macam teori yaitu teori estetika yang dikemukan oleh Djelantik, teori semiotik menurut Charles Sander Pierce, dan teori tentang ornamen. Rumah Lamin merupakan rumah panjang atau rumah panggung yang memiliki berbagai macam ragam hias yang diterapkan. Ragam hias atau hiasan yang terdapat di rumah Lamin Mancong yang ada di pulau Kumala ini terdapat hiasan bentuk patung, ornamen yang diterapkan pada bagian rumah dan ornamen yang diterapkan pada bagian produk atau hasil seni seperti ukiran dinding, lampu hias, dan tenun Ulap Doyo. Hiasan yang terdapat di rumah Lamin ini cenderung tidak diberi warna atau menggunakan warna natural, karena pada dasarnya orang Dayak Benuaq sendiri jarang menggunakan warna dalam membuat karya seni. Selain itu, di rumah Lamin Mancong tidak terdapat banyak ragam hias yang diterapkan seperti pada suku Dayak lainnya. Hal ini karena orang khas suku Dayak Benuaq tidak selalu menggambarkan sesuatu dengan bentuk ragam hias atau bentuk motif seperti pada suku dayak lain, misalnya suku Dayak Kenyah yang kaya akan ragam hias. Suku Dayak Benuaq yang mempunyai rumah tradisional Lamin Mancong ini lebih dominan kepada bentuk patung-patung yang sifatnya primitif yang sampai saat ini masih sering digunakan saat ada upcara-upacara tertentu seperti upacara Kwangkai, MelasTahun, Upacara Pengobatan, dan sebagainya.
Tidak tersedia versi lain