Penelitian
Kriya Pada Seni Ruang Publik di Yogyakarta Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
Kriya awalnya jamak dikenal oleh masyarakat luas, baik di belahan bumi bagian
Barat atau pun Timur sebagai objek yang kecil, murah, dibuat untuk pemenuhan
sehari-hari dan tanpa perencanaan matang. Seiring dengan perkembangan yang
terjadi secara masif di dunia seni rupa termasuk kriya di dalamnya, kondisi itu
perlahan berubah. Kriya dipahami sebagai sesuatu yang cair, fleksibel dan
terbuka. Keterbukaan itu memberikan peluang untuk terus berkembang merespons
situasi, menyerap gejala yang terjadi di lingkungan sekitar sekaligus mewadahi
ekspresi personal sang kriyawan pembuatnya. Hal-hal tersebut salah satu yang
mempengaruhi adanya kebutuhan akan kriya di seni rupa ruang publik kota
Yogyakarta.
Kajian kriya pada seni ruang publik di Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui
pengaruh keberadaan kriya di ruang publik kota seni dan budaya tersebut. Selain
itu juga untuk membentuk konsep keilmuan kriya di masa kini dan yang akan
datang. Hal ini penting mengingat kajian kritis di ranah kriya terkait dengan
keberadaannya belum pernah dilakukan sebelumnya. Mengkritisi fenomena
keberadaan tersebut selain akan memberikan pemikiran baru tentang kriya juga
akan menambah dinamika perjalanan dunia seni kriya di Indonesia dan
Yogyakarta padakhususnya.
Tahapan penelitian yang dilakukan mulai dari observasi, identifikasi, dokumentasi
dan investigasi. Observasi dilakukan di berbagai sudut kota Yogyakarta, pusat
perbelanjaan, fasilitas umum dan pusat budaya. Batasan temporal dimulai sejak
tahun 2000 hingga2017.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan budaya. Metode yang digunakan
adalah interdisiplin. Untuk menelaah dimensi kriya atau aspek tesktual pada seni
rupa ruang publik di Yogyakarta, digunakan teori estetika. Analisis semiotika
diaplikasikan pada pengkajian aspek kontekstual dari karya seni rupa seni publik
berdimensi kriya yang dijumpai di lapangan. Metode pengumpulan data yang
akan dilakukan di lapangan selain studi literatur adalah wawancara pada sumbersumber
dari masyarakat lokal maupun pendatang, tokoh daerah, penyebaran daftar
kuesioner, pendokumentasian karya seni rupa ruangpublik.
Capaian dari penelitian adalah temuan konsep atau istilah baru yang terjadi dari
ekses adanya keberadaan kriya di seni ruang publik Yogyakarta. Fenomena
keberadaan tersebut memberikan dimensi baru bagi keilmuan di domain kriya.
Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada wacana
perkembangan ilmu seni rupa, khususnya keilmuan kriya. Luaran dari penelitian
ini adalah publikasi berupa artikel ilmiah di jurnal internasional dan nasional
bereputasi sebagai pengetahuan tentang keberadaan kriya di ruang publik kota
Yogyakarta yang dapat memperkaya dan menyegarkan diskursus perkembangan
kriya diIndonesia.
Tidak tersedia versi lain