Partitur/Praktek Musik
Transformasi Ornamen Masjid Mantingan Pada Seni Ukir Kayu
Membahas ornamen masjid Mantingan terdapat tiga faktor utama yang melatarbelakangi keberadaannya yaitu: Pertama: ornamen masjid Mantingan memiliki latar belakang sejarah dan budaya. Perpaduan budaya merupakan konsep historis dan filosofi yang mendasari keunikan ornamen masjid Mantingan. Kedua: karakteristik seni Islam pada ornamen masjid Mantingan dengan ditandai munculnya unsur Hindu, Cina, dan “local genius”. Ketiga: makna lambang (simbol) pada perupaan motif ornamen masjid Mantingan. Ornamen yang berkembang berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan atau distilasi. Dalam penulisan ini ingin mengetahui bagaimana konsep, proses, dan hasil-hasil ciptaan atau gagasan dalam karya berlandaskan tiga factor di atas. Metode Penciptaan karya-karya ini dilakukan melalui pendekatan Estetika dan semiotika, dan dalam proses perwujudannya menggunakan Tiga Tahap Enam Langkah dari SP. Gustami, yaitu pencarian sumber ide, sketsa, pemilihan bahan pokok, sampai pada tahap pengerjaan karya. Teknik yang digunakan adalah teknik ukir, teknik scroll, dan finishing menggunakan bahan Nitro Celulose (NC). Setelah melalui proses penciptaan yang panjang, terciptalah enam karya seni akar kayu, setiap karya seni dihadirkan memiliki nilai estetis dan simbolis. Motif khas masjid Mantingan berupa motif bunga teratai yang ditransformasikan pada setiap karya seni akar kayu yang dipadukan dengan lung-lungan berupa suluran tumbuh-tumbuhan. Secara keseluruhan terlihat bahwa pada karya-karya ini terdapat penggayaan pada teknik ukir yang luwes. Terciptanya karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atas keberagaman karya-karya seni Kriya masa kini.
Kata Kunci: Transformasi, Ornamen Masjid Mantingan, Akar kayu.
Tidak tersedia versi lain