Buku Teks
Film, ideologi, & militer : hegemoni militer dalam sinema Indonesia
Melalui sinema yang diklaim sebagai film sejarah razim Orde Baru mengkonstruksikan format relasi sipil militer, memberi legitimasi historis yang mungkin arti fisial terhadap dwifungsi ABRI serta memperkuat cengkeraman kekuasaan Soeharto dengan penonjolan - penonjolan perannya semasa revolusi fisik 1945 - 1949. Buku ini berisi kajian semiotik atas 3 film sejarah, yakni 6 jam di Yogya, Janur Kuning dan serangan fajar. Akan terlihat betapa media film sangat efektif untuk membangun citra bagi kekuasaan. Peran militer dilukiskan begitu ideal dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sipil, justru ketika secara mencolok terjadi marginalisasi peran kaum sipil ( baik rakyat jelata maupun diplomat yang berjuang di meja perundingan ) dalam proses mempertahankan kemerdekaan. Suatu hiperbolisasi sejarah bisa dilakukan melalui media film. namun sebuah teks sejarah akan diuji oleh sejarah itu sendiri. Sejarah yang hiperbolis tidak lebih dari sebaris teks advertensi kekuasaan yang kosong tanpa isi. Buku ini terbagi dalam 5 bab yaitu : bab 1 membahas film dan masyarakat : refleksi atau representasi ?, konstruksi relasi sipil - militer dalam film Indonesia, Film : perspektif praktik sosial dan komunikasi massa, militer di Indonesia : dari dominasi ke hegemoni, kerangka konseptual, metodologi. Bab 2 membahas : genealogi hegemoni militer di Indonesia, format relasi sipil - militer dalam negara militer birokratik, menguatnya hegemoni militer, serangan umum 1 Maret : makna historis dan politis bagi militer. Bab 3 membahas : film, ideologi dan militer, institusi sensor : aparatus ideologi militer, Film sejarah : medium ideologis militer. bab 4 membahas : konstruksi relasi sipil - militer dalam teks film, relasi sipil militer dalam film 6 jam di Yogya, relasi sipil militer dalam film janur kuning, relasi sipil militer dalam serangan fajar, relasi sipil militer dalam tiga teks film. Bab 5 penutup.
Tidak tersedia versi lain