Tugas Akhir
Menguatkan Konflik Dengan Menerapkan Warna Komplementer Dalam Tata Artistik Film Fiksi “Sepanjang 2006”.
Pada awalnya film hanyalah sebuah visual gerak tanpa suara dan tak berwarna. Hingga muncul film berwarna pertama kali memberikan perubahan dan mengantarkan para film maker untuk semakin menjadi kreatif dalam mengolah film berwarna. Warna pada film dapat memberikan kesan tersendiri kepada penonton, dapat menarik perhatian penonton pada film itu sendiri. Skripsi karya seni berjudul Menguatkan Konflik Dengan Menerapkan Warna Komplementer Dalam Tata Artistik Film Fiksi “Sepanjang 2006” mengajak penonton untuk merasakan peningkatan konflik dalam cerita dengan menyajikan look warna film yang menarik melalui penataan artistiknya. Objek penciptaan karya seni ini adalah film fiksi berjudul “Sepanjang 2006” yang menceritakan tentang perjuangan seorang pendiri Jathilan yang ingin mengembalikan kalung yang telah dipinjamnya selama 4 tahun untuk kepentingan pribadi kepada seorang sahabatnya, atas kesadaran setelah istrinya meninggal akibat gempa bumi tahun 2006 yang berpusat di Yogyakarta silam. Warna komplementer dipilih karena merupakan dua warna yang kontras dan memiliki sifat kontradiktif. Penerapan konsep warna dalam tata artistik ini terdapat pada seluruh scene dalam film. Konsep penciptaan karya ini ditekankan penerapan warnanya dalam tata artistik film “Sepanjang 2006” meliputi setting, properti, wardrobe dan special effect. Pemilihan warna komplementer merah dan hijau dengan menerapkan psikologi terbalik pada umumnya warna tersebut, yaitu warna hijau akan beragumen antagonis dan warna merah akan beragumen protagonis. Penekanan warna disesuaikan dengan tinggi rendahnya konflik yang terbangun. Penerapan tinggi rendah konflik disesuaikan dengan teori struktur dramatik Aristoteles, dan penerapan tinggi rendah warna mengacu pada teori value pada warna. Hal ini diterapkan agar penonton semakin merasakan konflik cerita yang diperkuat dengan warna komplementer.
Tidak tersedia versi lain