Tugas Akhir
Lulo Anaway
Lulo Anaway merupakan judul dari sebuah karya tari kelompok yang di
dalamnya melibatkan sepuluh penari perempuan, kata Lulo berasal dari kata suku
Tolaki dari suatu aktivitas Molulowie kabupaten Kolaka, Molulowie merupakan
aktivitas panen padi pada saat benih padi di injak-injak, dari aktivitas Molulowie
maka terciptaanya tarian Lulo untuk bentuk suatu tarian ritual kesyukuran kepada
Dewi Sanggole. Tarian ini muncul pada abad XV, masa sebelum proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia.
Rasa kedamaian, kebahagian dan semangat di tarian Lulo Anaway ini,
merupakan simbolik dari hasil pengalaman empiris penata menarikan tarian Lulo,
pengalaman yang memberikan kesan mendalam pada saat penata melihat momen
adanya interaksi sesama warga dengan saling berpegangan tangan, yang tidak
memperlihatkan adanya perbedaan kasta antar induvidu. Dari aktivitas Molulowie
masyarakat suku Tolaki saat menyambut pesta panen padi yang menjadi sumber
bentuk koreografi kelompok berupa aktivitas menginjak-injak benih padi dengan
memegang bambu yang menjadi properti tari sekaligus menghasilkan bunyi berupa
musik dari bambu ore-ore.
Pada karya tari Lulo anaway memunculkan cerita dan terdiri empat adegan.
Pada bagian introduksi penata tari mempertunjukan simbolik keresahan masyarakat
pada saat mengalami kegagalan panen karena hama, dan meminta bantuan ke dukun
agar bisa mendapatkan hasil panen yang bagus nantinya. Pada adegan satu yaitu,
mempertunjukan suasana kedamaian, masyarakat yang sedang bergotong-royong
untuk persiapan penanaman padi di sawah. Pada adegan dua yaitu, mempertunjukan
suasana kebahagiaan, proses tumbuhnya benih padi yang dinanti-nantikan oleh
masyarakat yang disambut dengan rasa bahagia untuk mempersiapkan hasil panen
dengan semangat yang akan di bawah pulang kerumah untuk melakukan aktivitas
Molulowie. Pada adegan tiga atau ending yaitu, memvisualisasikan suasana wujud
pesta syukuran kepada Dewi Sanggole atas hasil panen yang diperoleh untuk
masyarakat suku Tolaki.
Tidak tersedia versi lain