Tugas Akhir
Konsep Laras Dalam Karawitan Jawa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan larassebagai orientasigarap, indikator,danparameter kualitas estetik gending-gendingJawa dalam penyajian karawitan. Konsep laras, model-model garap gending pemicunya, dankehadirannyadalam garap gending belum terungkap dan terumuskan. Rumusan masalahnyayaitu: (1) bagaimana konsep laras dalam karawitan Jawa;(2) bagaimana model-modelgarap gending sebagai pemicunya; dan (3) mengapa garap gending terasa laras. Tujuannya adalah menemukan konsep laras, model-modelgarap gending pemicunya,sertafaktor penyebab kehadirannyadalam garap gending.Teori besar untuk membahas masalah penelitian adalah fenomenologi.Namun hal-hal yang berhubungan dengan model garap gending sebagai pemicu laras dibahas dalam kerangka konsep garap dalam karawitan Jawa. Kehadirannyadalam garap gending dibahas dalam kerangka estetika karawitan dan filsafat Jawa. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data digali melalui studi pustaka, observasi, wawancara,dan studi dokumen rekaman gending. Objek ka-jian meliputi: garap GendingWangsaguna Mrabot dalam KlenènganPujangga Laras;garap Gending Onang-onang Pl. Nem Mrabot, Laler Mengeng Sl. Sanga, dan Ladrang Maskentar Pl. Nemdalam rekaman klenènganaudio komersial; Lelagon Campursarijuara pertamadalam Lomba Karawitan Gending-gending Dolanan RRI Surakarta 2013;dan garap vokal Jineman Uler Kambang Pl. Limajuara pertamadalam Sindhèn Idol 2012. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa laras merupakan jenis rasa, suasana, atau kesan karawitan indah, enak, nyaman mendalam, menyeluruh, dan megesan-kan mengandung unsur éndah, kepénak, mat, lega, betah, adhem, ayem, tentrem, jinem, sengsem, maremyang timbul dari gending digarap secara benar, jelas, rata, imbang, dinamis, hidup, sarèh-sumèlèh,kompak, dan menyatu dalam satu kesatuan ide garap. Model garap gending pemicunyameliputi:(1) garap leres, elemen-elemen gending digarap secara benar, tepat, patut, cocok, sesuai kaidah estetik yang berlaku dalam karawitan Jawa; (2) garap rempeg, elemen-elemen gending digarap secarajelas, imbang, rata, kompak, dan menyatu dalam satu ke-satuan ide garap; (3)garap greget-urip,elemen-elemen gending digarap secara dinamis,hidup dijiwai oleh karakternya; dan (4) sarèh-sumèlèh, garap gending diungkapkan secara tenang, sabarpenuh penjiwaan. Selain model-model garap tersebut diterapkan pada bagian-bagian gending, kehadiran laras dalam penyajian karawitan juga disebabkan oleh penggunaan perangkat gamelan berkualitas,tempat pertunjukan representatif serta apresiator memiliki kompetensikarawitan Jawa memadai.Karya musikal dan kultural karawitan Jawa berorientasi pada terwujudnyainti nilai laras.Upaya untuk mewujudkannya dilakukan melalui penerapan empat model garap di atasdan penggunaan gamelan lengkap dan berkualitas. Hasil penelitian ini dapat digunakansebagaireferensi untuk memahami dan meng-aplikasikan konsep laras dalam garap gending.
Tidak tersedia versi lain