Tugas Akhir
Falsafah Hidup Batak Pada Film Toba Dreams Dengan Pendekatan Analisis Wacana
Penelitian dengan judul Falsafah hidup Batak Pada Film Toba Dreams Dengan Pendekatan Analisis Wacana Kritis ini bertujuan untuk mengetahui representasi falsafah hidup orang batak melalui tokoh Ronggur dan Tebe dalam dialog, adegan, properti dan setting yang terdapat dalam filmnya. Penenelitisn ini meminjam teori dari Djapiter Tinambunan tentang 7 Falsafah Hidup masyarakat batak. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pemilihan unit penelitian adalah per-scene dengan menggunakan metode pengambilan sample yaitu teknik purposive sampling. Populasi sebanyak 138 scene kemudian diambil sampel sebanyak 33 scene, yaitu scene-scene tersebut hanya merepresentasikan sebuah falsafah hidup obat batak. Analisis data dilakukan dengan cara pemaparan data secara kualitatif bertemakan falsafah hidup yang ditinjau melalui dialog, action/pergerakan pemain, properti dan setting lalu dianalisis dengan teori falsafah hidup yang direpresentasikan dalam scene tersebut. Dalam hasil penelitian, menunjukan bahwa tokoh Ronggur dan Tebe pada film ToBa Dreams merupakan tokoh yang merepresentasikan sebuah wujud dari falsafah hidup yang digunakan masyarakat batak meskipun Tebe terlihat lebih mewakili, karena latar belakang Tebe yang merupakan suku Batak asli dalam film ini. Falsafah hidup itu meliputi Mardebata (mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME), Mapinompar (memiliki keturunan), Martutur (memiliki kekerabatan hierarki dalam kekeluargaan), Maradat (memiliki adat), Marpangkirimon (memiliki pengharapan dan cita-cita), Marpatik (memiliki aturan yang mengikat masyarakat batak agar tidak berbuat anarkis lengkap dengan sanksinya), Maruhum (memiliki hukum yang ditetapkan oleh raja).
Tidak tersedia versi lain