Tugas Akhir
Alas Kaki Kulit Kambing Samak Bulu Sebagai Penyampaian Kritik Terhadap Standar Kecantikan Wanita Indonesia
Citra wanita dalam media tidak merepresentasikan citra wanita yang
sesungguhnya. Media kerap me-retouch visual demi kesempurnaan bentuk tubuh
model sehingga citra tersebutlah yang menjadi standar kecantikan ideal wanita
Indonesia. Menyuarakan potret kecantikan yang ideal tidak menjadi masalah ketika
tidak berdampak buruk bagi perseorangan ataupun dalam sekala yang lebih besar,
namun akan menjadi masalah ketika potret kecantikan yang di sebarluaskan tidak
sesuai dengan realita. Pergumulan para wanita dalam isu ini disimbolkan dengan
alas kaki sebagai perspektif parawanita yang bergumul tersebut. Kulit kambing
samak bulu merupakan penanda penampilan yang terbilang buruk berdasarkan
standar kecantikan wanita Indonesia.
Metode pendekatan yang digunakan dalam proses perwujudan karya tugas
akhir penciptaan ini adalah pendekatan dimensi semiotika oleh C. S. Morris dan
Ergonomi (Podiatric). Sedangkan metode penciptaan yang digunakan adalah
metode peciptaan kriya seni oleh S.P. Gustami dan metode konstruksi alas kaki oleh
J.H. Thornton.
Teknik produksi alas kaki terdapat beberapa proses yang harus di lalui. Secara
runtutan tahapannya terdiri atas: Design, Cutting, Stitching, Assembling, dan
Finishing. Setiap alas kaki yang diciptakan merupakan representasi dari
pergumulan para wanita Indonesia yang menjadi korban dari standar kecantikan
masa kini, sehingga diharapkan para audiens terutama para pelaku body shaming
untuk dapat berempati dengan memakai “alas kaki” sang korban dengan kata lain
memposisikan diri sebagai sang korban sebelum memberi pernyataan untuk
memperbaiki makna cantik yang sebenarnya.
Tidak tersedia versi lain