Tugas Akhir
Ekspresi Wajah Reinterpretasi Visual di Balik Karakter Dewata Nawa Sangga
Karakter visual senjata Dewata Nawa Sangga berpotensi mampu menjadi stimulasi bagi generasi muda hindu dalam perjuangan menuju masyarakat yang jagadhita, terbuka dan egaliter. Fenomena yang menonjol dalam era masa kini adalah senjata Dewata Nawa Sangga sering dijumpai diberbagai tempat-tempat strategis yang ada di Bali sebagai sarana publikasi dan promosi sebuah organisasi kemasyarakatan yang bertujuan untuk membela kepentingan masyarakat Bali yang tertindas oleh kekuatan dan kekuasaan kapitalis yang menghegemoni di wilayah Bali. Bali sebagai sorga dunia telah menjadi sorotan publik, dimana setiap jengkal tanah di Bali menjadi incaran investor asing maupun domistik. Gema dan gaung masyarakat desa Pakraman yang ada di Bali secara beruntun dan bertubi-tubi menolak Reklamasi Teluk Benoa, tetapi sampai saat ini belum pula mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berkaitan dengan fenomena penolakan tersebut di atas maka menarik untuk dilakukan pengamatan lebih tajam dan mendalam terhadap simbol-simbol senjata Dewata Nawa Sangga tersebut sebagai makna baru dalam organisasi kemasyarakatan yang ada di Bali seperti Laskar Bali, Pemuda Bali Bersatu dan Baladika. Wadah-wadah organisasi yang bernaung di bawah panji-panji bendera yang bergambarkan senjata Dewata Nawa Sangga itu merupakan pembrontakan kreatif dalam mencetuskan ide-ide dan gagasan dalam membela kepentingan masyarakat yang terbuka dan egaliter. Mengupas berbagai misteri senjata Dewata Nawa Sangga yang dipercaya dan diyakini sebagai spirit peradaban jaman dalam perjuangan menuju Bali yang jagadhita. Spirit perjuangan itu muncul ketika simbol-simbol senjata Dewata Nawa Sangga menstimulasi pikiran para generasi muda Bali. Dengan demikian dapat dimanfaatkan maknanya untuk menjalin rasa kebersamaan, dalam kebhinekaan demi menjalin rasa berbangsa, dan bernegara. Visualisasi di balik senjata Dewata Nawa Sangga, yang memiliki pesan moral terhadap umat manusia agar selalu mengasah dan menajamkan pikiran, perkataan, dan perberbuatan dalam memperlakukan alam semesta beserta isinya, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, di mana pun mereka berada. Esensinya adalah nilai-nilai luhur agama harus dipahami, diresapi,dimengerti untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud bhakti menjalankan perilaku dharma dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Tidak tersedia versi lain