Tugas Akhir
Bunga Cempaka Putih dalam Penciptaan Keramik Dekoratif Fungsional
Bunga cempaka putih (Magnolia x alba) merupakan sumber ide dalam membuat karya seni keramik dekoratif fungsional. Bunga cempaka putih, juga dikenal dengan nama kanthil, memiliki keindahan dan nilai filosofis yang luhur dalam budaya Jawa. Bunga cempaka putih dalam budaya Jawa sering digunakan sebagi bagian dari sesaji dan maknanya luas tergantung konteks dimana bunga cempaka putih digunakan dalam ritual. Bunga cempaka putih merupakan wujud kasih sayang dan cinta secara universal. Untuk mewujudkan gagasan estetis, penulis menerapkan pendekatan teori penciptaan estetis dari Nick Zangwill dan semiotika produk dari Susan Vihma. Teori Penciptaan Estetis menyatakan bahwa karya seni dibuat menggunakan karakteristik estetis dan nonestetis berdasarkan pengetahuan pencipta karya tentang dua karakteristik tersebut. Susan Vihma menyatakan bahwa terdapat empat dimensi semiotika produk, yakni dimensi sintaktik, semantik, pragmatik, dan hilektik (material). Metodologi di bidang seni menggunakan practice-based research di mana seorang peneliti di bidang seni dalam membuat karya mendokumentasikan proses dan melakukan refleksi melalui tulisan. Metode penciptaan yang dipakai menggunakan metode Tiga Tahap-Enam Langkah Proses penciptaan Seni Kriya milik SP Gustami. Karya yang dihasilkan adalah karya keramik fungsional dengan dekorasi bunga cempaka putih yang berupa lampu gantung, hiasan dinding, tempat lilin, tea set, dan vas bunga. Dekorasi yang diterapkan adalah motif bunga cempaka putih berdasarkan analisis bentuk bunga dari kuncup hingga mekar sempurna. Warna glasir yang digunakan adalah warna putih, hijau, cokelat, kuning, dan warna merah muda. Tanah yang digunakan adalah tanah stoneware Sukabumi dan tanah Belitung. Teknik dekorasi yang diadaptasi adalah teknik inlay (toreh isi), sprigging (cetak tempel), carving (ukir) dan pierced-work (kerawangan).
Tidak tersedia versi lain