Tugas Akhir
Penyutradaraan Film Dokumenter Potret “Sang Mentari” Dengan Gaya Expository
Karya tugas akhir penyutradaraan film dokumenter potret “Sang MENTARI” dengan gaya expository merupakan sebuah karya film dokumenter. Dokumenter merupakan sebuah sajian dari suatu realitas yang kemudian disampaikan berdasarkan subjektifitas dari pembuat. Film ini dibuat berdasarkan rasa ingin tahu tentang kehidupan seorang ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Dokumenter potret “Sang MENTARI” akan menampilkan dan membahas lebih mendalam tentang kehidupan seorang ODHA dan berbagai permasalahan dalam menjalani hidup dengan HIV. Melalui potret Henry Sundoro yang memiliki kisah inspiratif tentang pengalamannya hidup dengan HIV akan menjadi pokok bahasan utama dalam film dokumenter “Sang MENTARI”. Henry Sundoro merupakan salah satu orang yang sejak tahun 2004 telah divonis HIV positif, bagaimana Henry menjalani hidup dan bagaimana Henry menghadapi permasalahan dalam hidupnya setelah dirinya terinveksi HIV menjadi pokok bahasan dalam dokumenter potret “Sang MENTARI”. Dokumenter “Sang MENTARI” disampaikan dengan gaya expository. Gaya expository adalah gaya pada dokumenter dengan menggunakan narasi dalam penyampaian informasinya dengan tujuan agar penonton lebih mudah memahami pesan di dalam film. Statement dari Henry Sundoro dihadirkan sebagai narasi pengantar cerita sekaligus sebagai benang merah cerita dalam film dokumenter “Sang MENTARI”. Penggunaan gaya expository dalam film dokumenter potret “Sang MENTARI” bertujuan agar penonton lebih mudah memahami pesan dan informasi di dalam film. Melalui kisah inspiratif dari Henry Sundoro, film dokumenter “Sang MENTARI” diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya ODHA dalam menjalani kehidupannya
Tidak tersedia versi lain