Tugas Akhir
Ruttus
Ruttus merupakan judul karya tugas akhir ini. Kata ruttus dalam kamus bahasa Kutai yang berarti tega atau kejam sesuai dengan karakter jahat sang ibu tiri terhadap dua anak tirinya. Selain itu juga sebagai bentuk sindiran untuk masyarakat Kutai yang telah tega tidak melestarikan Pesut Mahakam dengan membuang sampah ke sungai Mahakam. Akibatnya populasi Pesut Mahakam kini menjadi langka. Penggunaan seraung dalam karya koreografi ini menggambarkan tentang topi atau caping yang digunakan masyarakat Kutai pada umumnya. Warna seraung yang digunakan ialah biru dan hijau sebagai simbol perairan dan daratan. Gerak dasar dalam karya koreografi ini merupakan gerak-gerak keseharian yang distilisasi dan di distorsi dengan ragam gerak Jepen Kota Bangun Kutai Kartanegara, seperti berjalan, berlari, menyapa, berladang, bertani, menangkap ikan dan membawa kayu bakar. Karya tari Ruttus divisualisasikan dalam tipe dramatari garap koreografi kelompok berjumlah dua belas penari (12) terdiri dari lima penari utama (2 laki-laki dan 3 perempuan) yang digambarkan melalui tokoh ayah, ibu kandung, ibu tiri, anak laki-laki dan anak perempuan, serta delapan penari tambahan sebagai penggambaran masyarakat Kota Bangun (4 penari laki-laki dan 4 penari perempuan). Salah satu penari laki-laki penggambaran masyarakat diambil dari satu penari tokoh anak laki-laki (sulung), karena terbatasnya jumlah penari. Disajikan dengan musik Tingkilan dalam format recording. Busana penari dengan model miskat sebagai penggambaran busana adat masyarakat Kutai Kartanegara.
Tidak tersedia versi lain