Tugas Akhir
Kaibauk, Belak dan Morteng Sebagai Ide Penciptaan Busana Pesta
Banyak dari model perhiasan di Timor menjadi warisan material yang mempunyai
symbol dan makna. Ragam hias dan bentuknya biasanya dikombinasikan dengan penggunaan
kain tenun Timor tais dalam upacara adat dan upacara penyambutan tamu kenegaraan.
Perhiasan tradisional seperti Kaibauk (mahkota) yang terbuat dari perak, menyimbolkan
bulan sabit. Di Timor, bulan sabit merupakan simbol untuk perempuan yang mempunyai
makna kesuburan dan kekuatan ritual. Sedangkan untuk laki-laki, perhiasan tradisional
dinamakan Belak, yang terbuat dari perunggu berbentuk bulat yang menyimbolkan matahari
dan biasanya dipakai di dada. Penggabungan Kaibauk dan Belak bisa ditafsirkan sebagai
kebersamaan, saling melengkapi, keseimbangan, dan harmoni. Sementara itu masih ada
perhiasan tradisional lain seperti Morteng (kalung) yang biasa digunakan oleh para remaja
laki-laki dan perempuan pada upacara-upacara adat dan upacara pernikahan.
Metode yang penulis gunakan dalam Tugas Akhir ini adalah metode pengumpulan
data observasi dan studi pustaka. Dan metode pendekatan yang digunakan adalah metode
pendekatan ergonomi, metode pendekatan semiotika dan metode pendekatan estetika
sehingga dengan metode-metode ini terciptanya karya yang akan dibuat oleh penulis dalam
Tugas akhir ini.
Berdasarkan pengetahuan lokal mengenai perhiasan Timor ini, saya ingin mengangkat
kembali ragam hias tradisional ke dalam model pakaian melalui batik tulis. Selama saya
belajar di Yogyakarta (Indonesia), saya belajar bahwa batik merupakan teknik yang paling
popular untuk mengembangkan mode berpakaian dari tekstil Indonesia. Transformasi mode
tradisional ke modern telah membawa penguatan identitas Indonesia ke dunia luas. Dari
pengalaman itu, berharap Timor Leste juga akan belajar dalam mentransformasi potensi
lokalnya melalui desain kreatif dari fashion tekstil seperti karya yang saya hasilkan dalam
tugas akhir ini.
Tidak tersedia versi lain