Tugas Akhir
Kupu-Kupu Sebagai Simbol Sifat Alamiah Perempuan Dalam Karya Kriya Kulit
Perempuan dengan sifat yang dimilikinya pada diri merupakan suatu hal yang istimewa. Sifat pengasih, penyayang, kesempurnaan, lemah lembut dan lainnya adalah kodratan yang memang ada dalam diri perempuan. Serangga kupu-kupu merupakan hewan yang mampu dikaitkan dengan sifat perempuan tersebut, karena pada keduanya memiliki keindahan secara visual. Kenyataannya kupu-kupu dijadikan penyimbolan perempuan yang dikaitkan dengan hal negatif, dalam konstruksi masyarakat ditemui kupu-kupu dijadikan penyimbolan wanita tuna susila. Penciptaan karya ini, kupu-kupu akan dijadikan simbol perempuan dengan sifat positif yang dimiliki dengan merepresentasikan pada benda maupun hal-hal yang mampu dikaitkan dengan perempuan.
Penciptaan karya mengacu pada metode penciptaan dari SP. Gustami yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Karya ini diciptakan dengan material utama kulit sapi samak nabati dengan menggunakan teknik hand cutting, cutting tali kulit dengan mesin, lilit, tatah, jahit hias, anyam, kontur, dan semir. Kekriyaan yang menonjol dari karya ini adalah ketelatenan dalam membuat kupu-kupu yang dibuat secara manual. Penciptaan ini, juga menggunakan metode pendekatan estetika dari Djelantik dan semiotika dari Charles Sanders Peirce.
Karya yang diciptakan menghasilkan enam karya kriya kulit dengan jenis yang berbeda-beda, yaitu berupa karya pajang tiga dimensi, karya gantung instalasi, karya fungsional, dan karya panel pajang. Karya ini merupakan ungkapan penulis akan keistimewaan sifat yang perempuan miliki. Dalam ranah kriya kulit di lingkup akademisi penulis, ini merupakan kontribusi penulis dalam menciptakan karya yang berbeda dari yang penulis temui di lingkup jurusan kriya kulit. Harapan penulis karya ini mampu memberikan atmosfer baru bagi penulis maupun pembaca untuk kedepannya.
Tidak tersedia versi lain