DVD
Penyutradaraan Dokumenter Potret “BROTO”
Semua orang berhak untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, dan mendapat informasi. Beragam cara dapat dilakukan dalam berkomunikasi, yaitu suara dan visual, akan tetapi tidak semua orang memiliki kedua hal tersebut. Teman-teman tunarungu/tuli sering mengalami diskriminasi dalam berbagai bidang yang berimbas pada hilangnya kesempatan penyandang tunarungu/tuli untuk beraktualisasi dan menunjukkan peran didalam masyarakat. Broto Wijayanto bernama AsliMuh. Arif Wijayanto, S.Sn yang biasa disapa Broto menggunakan media seni sebagai art terapi yang bertujuan untuk memunculkan rasa kepercayaandiri penderita tunarungu dalam wadah DAC (Deaf Art Community). Deaf Art Community atau seringd isebut DAC merupakan wadah untuk komunitas tuli untuk berkumpul, berinteraksi dengan menggunakan metode bahasa isyarat. Dokumenter “BROTO” mengangkat tema sosial (human interest) dengan maksud ingin menginformasikanke pada penonton untuk selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki, selain itu menjadikan program yang memberikan pembelajaran tentang keikhlasan dan kepedulian terhadap penderita difable khususnya tunarungu/tuli. Konsep penyutradaraan dalam dokumenter ini lebih pada penggunaan bentuk potret yang dipilih pada objek, karena dokumenter ini akan bercerita tentang Muh. Arif Wijayanto seorang seniman teater dan pantomim yang unik.
Tidak tersedia versi lain