Tugas Akhir
Estetika Batang Garing dalam Karya Perhiasan
Menciptakan karya perhiasan dengan sumber ide estetika Batang Garing didasari latar belakang ketertarikan penulis terhadap kebudayaan Indonesia. Hal ini terutama berkaitan dengan mitos yang terdapat dalam masyarakat Kalimantan atau Suku Dayak tentang pohon kehidupan yang dikenal dengan sebutan Batang Garing. Bentuk Batang Garing yang artistik serta makna yang mendalam membuat penulis ingin mengembangkan dan menerapkannya ke dalam karya perhiasan. Metode pendekatan karya ini menggunakan pendekatan estetika dan semiotika, sedangkan metode penciptaan yang digunakan adalah metode practice based research, metode action, metode eksperimen, dan meminjam metode penciptaan yang diungkapkan S.P Gustami tentang „3 tahap 6 langkah‟. Karya perhiasan yang disajikan dalam Tugas Akhir ini merupakan karya seni fungsional, dengan objek berupa pengembangan bentuk Batang Garing yang diterapkan pada karya perhiasan yang unik dan menarik. Keindahan bentuk perhiasan ini juga diperkuat dengan penggunaan material yang tidak hanya memakai material logam namun terdapat material pendukung yakni keramik dan akrilik. Hasil karya ini adalah perhiasan yang memiliki variasi bentuk, warna, dan material. Diharapkan karya ini tidak hanya berfungsi untuk mempercantik diri pemakai, namun juga untuk bercerita tentang budaya, kepercayaan, maupun mitos daerah Kalimatan, yakni Batang Garing. Karya ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan karya perhiasan yang unik, menarik, dan kreatif dilingkup kriya logam pada khususnya dan kriya lain pada umumnya. Karya seni perhiasan dibuat bukan dimaksudkan hanya untuk mencari solusi ataupun menyelesaikan masalah, tetapi merupakan sebuah sentuhan ekspresi pribadi yang disampaikan serta mengangkat nilai-nilai kebudayaan daerah tertentu yang diterapkan dalam suatu simbol-simbol yang mengandung makna mendalam yang ditujukan kepada penggemar perhiasan.
Tidak tersedia versi lain