Tugas Akhir
Bentuk Penyajian Wayang Grasak Lumaras Budaya Dusun Petung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang
Penelitian ini mengupas tentang bentuk penyajian Wayang Grasak Lumaras Budaya, Dusun Petung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
Wayang Grasak berasal dari bahasa jawa yakni wayang dan grasak. Kata wayang dalam bahasa jawa kuno (kawi) berarti bayangan atau pertunjukkan bayangan. Istilah grasak atau disebut juga brasak berarti kasar, keras, brutal. Dalam wayang grasak, istilah grasak divisualisasikan melalui tokoh buta (raksasa) yang identik dengan karakter kasar, keras, brutal, Kata grasak digambarkan dalam karakter buta atau raksasa yang sangat liar atau kasar.
Raksasa Cakil memiliki ciri-ciri bermata kriyipan, hidungnya berbentuk halaun perahu mendongak, mulut pada bagian rahang bawah melebihi bibir atas, sedangkan gigi bagian bawah memiliki taring panjang hingga melewati bibir atas yang terletak di hadapat mulut. Metode penelitian ini menggunakan metode diskriptif analisis.
Tema gerak dalam kesenian ini menceritakan tentang aktivitas para buta (raksasa) yang sedang berlatih perang dengan dipimpin dua tokoh cakil yang berperan sebagai pimpinan. Dalam bentuk penyajiannya para buta atau raksasa tersebut dipimpin oleh panglima perang, yaitu raksasa Cakil (Kolo Marica). Ragam gerak tari gaya surakarta, mengambil gerak bapang sesuai dengan tokoh yang diperankan yaitu apra prajurit raksasa (buta0. Gerak yang sering digunakan dalam kesenian Wayang grasak pada intinya lebih menekankan pada hentakan kaki (lebih mengeksplor bunyi gongseng atau krincingan).
Tidak tersedia versi lain