Tugas Akhir
Kontinuitas dan Perubahan Sawer Pangaten dalam Upacara Perkawinan Adat Sunda
Seni Sawer merupakan nyayian yang bermetrum bebas yang dalam penyajiannya menggunakan alat-alat musik yang terdiri dari kacapi (kacapi indung dan kacapi rincik) dan suling atau rebab sebagai alat musik pengiringnya. Selanjutnya dalam upacara perkawinan adat sunda setelah akad nikah, pertunjukan seni Sawer dilakukan dengan teknik ditambul atau nyayian tanpa musik iringan.
Salah satu fungsi seni sawer adalah sebagai sarana upacara yang digunakan dalam upacara perkawinan adat setelah akad nikah dilaksanakan. Perkawainan adalah sunnah dan kehendak kemanusiaan, kebutuhan rohani dan jasmani, sedangkan akad nikah adalah pokok pelaksanaan perkawinan.
Setelah melaksanakan akad nikah, ada beberapa upacara lagi yang biasa dijalankan. Upacara-upacara seterusnya ini bukanlah menurut penunjuk agama melainkan adat kebiasaan pada orang-orang sunda sejak dahulu, yang dewasa ini masih selalu banyak orang Sunda melakukannya. Adapun salah satunya adalah Sawer atau Nyawer yang bentuk aktivitasnya berupa penyampaian nasihat kepada kedua mempelai melalui lagu-lagu yang dinyanyikan oleh juru Sawer.
Seiring dengan perkembangan jaman, seni Sawer terus hidup dengan tradisi yang kuat sampai sekarang dan tersebar di wilayah Jawa Barat khususnya Priangan. Bagi orang-orang tertentu, seni Sawer dijadikan sebagai sebagai profesi. Pada upacara perkawinan adat Sunda terjadi perubahan dalam pelaksanaannya baik waktu, tempat, dan perlengakapan, juga orang yang melaksanakannya.
Tidak tersedia versi lain