Tugas Akhir
Tungku Nan Tigo Sajarangan
Inspirasi penciptaan karya seni patung ini didasarkan pada hilangnya fisik nagari berupa Balai Adat yang menandakan telah terjadi pergeseran nilai budaya dalam adat istiadat masyarakat Minangkabau akibat transformasi budaya dan sistem pemerintahan modern.
Nilai2 adat Minangkabau disebut Tungku Nan Tigo Sajarangan, suatu falsafah adat Minangkabau yang menghendaki agar seseorang dapat menjalankan tugas penghidupannya dengan sempurna. Kesempurnaan itu berarti harus beragama (Islam), beradat, berpengetahuan, yang biasa disebut: Raja Ibadat, Raja Adat, Raja Alam.
Karya ini diharapkan dapat menjadi kritik sosial dan penyadaran bagi masyarakat agar selalu menjaga kearifan lokal yang sudah semakin dilupakan atau ditinggalkan.
Tidak tersedia versi lain