Tugas Akhir
Problematika Tugu Yogyakarta dari aspek fungsi dan makna
Tugu merupakan salah satu poros (sumbu) filosofis kota Yogyakarta. Tugu bermakna manunggaling kawula lan Gusti, namun oleh Belanda dihapuskan dan diganti dengan bentuk-bentuk prasasti yang bermakna kemulyaan hanya milik raja. Sebagai seorang pematung, penulis melihat permasalahan yang ada pada tugu yaitu adanya perubahan sebagai fenomena seni rupa yang monumental. Penelitian ini dibedah dengan teori ikonologi Panofsky untuk melihat Tugu mulai dari bentuk dasar hingga pemahaman makna. Selain itu digunakan pola teori gaya Feldman, teori tahapan budaya van Peursen dan teori quantum Marianto untuk mempertajam penelitian. Dari penelitian ini fakta yang ditemukan adalah struktur visual Tugu Yogyakarta mempunyai keseimbangan yang stabil dan memiliki gaya formal, posisi tugu tidak berada tepat terhadap arah utara magnet bumi tetapi berada di 2 derajad 58 menit 40 detik dari arah utara magnet bumi yang dimaknai sebagai sebuah resistensi kultural secara halus pihak Keraton Yogyakarta terhadap pemerintahan Belanda. Pihak Keraton pada saat ini tidak lagi menggunakan tugu sebagai simbol dan hanya sebagai ikon pariwisata semata. Ditemukan pula bahwa unturan pada tugu sekarang terbuat dari kayu sekaligus berfungsi sebagai isolator.
Tidak tersedia versi lain