Tugas Akhir
Sublimasi Erotika
Erotika merupakan karya seni rupa yang menyuguhkan perasaan cinta birahi dalam bentuk adegan hubungan seksual berpasangan, organ-organ seksual laki-laki dan perempuan serta penggambaran bentuk tubuh secara sensual. Masalah muncul ketika erotika disamakan dengan pornografi. Sebagai pelukis Kristen, penulis terusik pikirannya untuk menampilkan erotika yang tidak menimbulkan ketakutan. Penciptaan lukisan bertujuan untuk: menciptakan karya seni rupa sesuai konsep etika membentuk dan melarang penempilan erotika, mewujudkan karya erotika yang disublimasikan dengan idiom bentuk deformasi figuratif berkarakter katu, batu dan benda-benda dari keseharian manusia yang dapat mengungkap simbol erotik serta untuk menampilkan seni erotik melalui media seni lukis, seni grafis dan patung. Metode penciptaan menggunakan model yang ditawarkan oleh konsorsium seni yaitu: persiapan, elaborasi, sintesis, realisasi konsep dan evaluasi yang sejalan dengan metode kreativitas David Campbell, yaitu persiapan, konsentrasi, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
Penciptaan karya dengan metode tersebut di atas terdiri dari 14 karya seni rupa, yaitu: 11 lukisan, 2 karya seni grafis dan 2 karya patung batu dalam mewujudkan tiga tujuan penciptaan, yaitu: karya seni rupa erotik yang lebih ditentukan oleh goresan tangan daripada oleh tema dengan mengutamakan gaya pelukisan daripada dorongan nafsu seksual, karya erotika yang disublimasikan menggunakan idiom-idiom visual sesuai dengan gejolak atau insight dalam bentuk deformasi atas organ-organ seksual berkarakter kayu atau benda-benda keseharian serta menampilkan 14 karya dengan seni media seni lukis pada kanvas, seni grafis cetak pada kanvas dan seni patung.
Tidak tersedia versi lain