Tugas Akhir
Anrongta
Karya ini adalah wujud apresiasi dan kekaguman penata terhadap perempuan Tana toa yang mampu bekerja nyaris tanpa jeda dan tanpa keluhan. Istri Ammatoa (disebut Anrong) dirasa mampu mewakili perempuan Tana toa pada umumnya. Permasalahan menarik lainnya yang ditemukan adalah masyarakat Tana toa sangat menghargai keberadaan dan 'kekuatan' yang dimiliki oleh Anrong, sehingga dipercaya untuk memberi restu dan mendoakan anggota masyarakat yang hendak melaksanakan upacara adat, khususnya upacara adat yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Kekuatan yang dimiliki Anrong, yang berarti ibu, ini kemudian menjadi rangsang awal penata untuk lebih jauh mencari sebab mengapa terjadi demikian, hingga sampailah pada interpretasi awal bahwa hal ini ada kaitannya dengan kisah Tomanurung. Hal ini pula dipahami sebagai sebab perempuan kemudian mendapat posisi yang sejajar dengan laki-laki, yakni sebagai pemangku adat yang bertugas untuk mempersiapkan upacara adat. Kenyataan ini memberi gambaran bahwa masyarakat Tana toa menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa ada makhluk lain khususnya sesama manusia untuk saling berinteraksi.
Kesadaran tersebut muncul bukan tanpa sebab, melainkan karena masyarakat Tana toa memegang teguh sistem atau pola hidup yang telah diwarisi turun-temurun. Pola hidup yang dimaksud adalah pola hidup bersahaja atau sederhana (tidak glamour dan jauh dari barang elektronik) yang mengacu pada Pasang atau pesan yang diwarisi secara lisan. Pasang inilah yang mengatur hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa, antar manusia dan manusia, manusia dan alam serta makhluk lain disekitarnya.
Anrongta sebagai karya seni tari baru dipandang dapat memberi gambaran secara simbolik tentang berbagai persoalan di atas. Gagasan tentang kekuatan Anrong sebagai tema, diekspresikan ke dalam beberapa koreografi kecil dengan konsep pemanggungan menggunakan ruang publik berupa rumah adat kajang dengan segala elemen yang ada di sekitarnya. Para penari yang berjumlah 21 orang mengenakan kostum didominasi warna hitam, rias yang natural, menyajikan gerak-gerak hasil eksplorasi terhadap objek (aktivitas Anrong, kisah Tomanurung) juga pengembangan gerak tari Salonreng dan Pabatte Passapu, dan diiringi pemusik yang memainkan alat-alat musik tradisional Makassar.
Tidak tersedia versi lain