Tugas Akhir
Figur wayang kulit punakawan Gareng sebagai penciptaan karya kriya kulit
Manusia memunyai rasa dan daya pikir sebagai makhluk sosial dalam masyarakat, yaitu suatu kumpulan aktivitas manusia di dalamnya. Sebagai manusia yang mempunyai aktivitas selain hidup bermasyarakat juga mempunyai kebutuhan secara personal. Tingkah laku manusia itu tidak lain dan tidak bukan, perbuatan untuk memenuhi keseimbangan hidup dalam diri indivudu dan usahanya untuk mencapai suatu tujuan kebutuhan hidup. Kalau tujuan itu tidak tercapai dan tidak dapat terpenuhi, maka pada diri manusia tersebut akan menjadi frustasi. Demikianlah situasi manusia berputar - putar hampir tidak ada ujungnya, saling bersambungan berketergantungan, hingga merupakan lingkaran motivasi. Sebagai ungkapan bahwa manusia sendiri tidak mempunyai kesempurnaan dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini. Di sini Penulis menangkap salah satu figur pewayangan di ambil dari tokokh panakawan golongan kanan yaitu anak Semar yang bernama Nala Gareng, dalam bentuk visualnya Nala Gareng tidak memiliki kesempurnaan fisik. Begitu halnya sebagai manusia dalam menjalani proses kehidupan, tetap mempunyai kekurangan tetapi juga mempunyai kelebihan tertentu. Semua itu terjadi atas kekuasaaan Sang Pencipta untuk keseimbangan alam semesta ini. Bentuk figur dari tokoh Panakawan Gareng menjadikan bahan perenungan Penulis. Tokoh ini mempunyai karakter unik serta bentuk figurnya yang tidak sempurna, tetapi dalam kesemuanya itu figur ini mempunyai kelebihan dalam filosofinya sebagai penggambaran manusia untuk bijak menjalani semua perihal dalam kehidupan sosial di masyarakatnya. Penulis di sini menemukan inspirasi untuk menjadikan sebuah karya seni kriya dengan media kulit dengan mengambil ide figur dari Nala Gareng sebagi perwujudan tugas akhir ini.
Tidak tersedia versi lain